Ketegangan Iran-Israel dan Dampaknya ke Pasar Kripto: Ancaman, Peluang, dan Reaksi Investor
Reaksi pertama terlihat dari harga Bitcoin yang sempat
menembus US$63.000 sebelum kembali terkoreksi ke kisaran US$59.000 dalam waktu
48 jam setelah serangan udara balasan oleh Iran terhadap infrastruktur militer
Israel. Pasar memandang eskalasi ini bukan sekadar insiden regional, tapi
sebagai potensi pemicu perubahan besar dalam struktur pasar global, termasuk
mata uang digital.
![]() |
Kripto |
Kutipan Pakar: Ketidakpastian Geopolitik Perkuat Status
Aset Digital
Untuk memahami lebih dalam bagaimana konflik geopolitik
seperti ini berdampak ke industri kripto, kami berbincang dengan Rama Putra,
analis makroekonomi dari firma riset independen Nusantara Alpha Capital.
“Konflik antara Iran dan Israel menciptakan ketidakpastian
likuiditas di sektor energi dan logistik global. Investor yang khawatir
terhadap inflasi dan pelemahan mata uang fiat beralih ke aset digital seperti
Bitcoin, yang saat ini dianggap sebagai lindung nilai yang lebih fleksibel
daripada emas,” kata Rama.
“Namun, pergerakan harga kripto sangat dipengaruhi oleh
sentimen jangka pendek. Perang ini memicu panic buying sekaligus sell-off
bergantian dalam hitungan jam, terutama di pasar Asia yang responsif terhadap
berita headline.”
Rama juga menyebut bahwa partisipasi investor institusi
dalam beberapa bulan terakhir turut memperbesar reaksi pasar kripto terhadap
kejadian-kejadian geopolitik. Hal ini bisa dilihat dari lonjakan volume open
interest futures BTC yang meningkat 12% di akhir April, tepat setelah kabar
bahwa militer AS akan memperkuat armada lautnya di Laut Merah sebagai
antisipasi konflik regional yang meluas.
Ketika Pasar Energi dan Dolar AS Jadi Pemicu
Konflik yang berkepanjangan di kawasan Timur Tengah hampir
selalu menyeret dua komoditas utama: minyak dan emas. Namun pada
kali ini, kripto menjadi bagian dari trio komoditas safe haven, bersama
dua aset tradisional itu.
Harga minyak mentah dunia naik 6,8% hanya dalam dua hari
setelah insiden serangan rudal Iran ke wilayah Galilea. Kenaikan harga energi
mendorong potensi inflasi global yang lebih tinggi, sehingga pelaku pasar mulai
menilai ulang ekspektasi terhadap arah suku bunga acuan bank sentral, terutama
Federal Reserve (The Fed).
Ketika prospek suku bunga tinggi bertahan lebih lama, aset
berisiko seperti saham teknologi dan token DeFi justru mengalami tekanan.
Sebaliknya, Bitcoin dan stablecoin seperti USDT menunjukkan
peningkatan permintaan.
![]() |
Kripto |
Sentimen di Kalangan Investor Indonesia
Di bursa lokal seperti Tokocrypto dan Pintu,
terjadi lonjakan volume harian pada 18–19 April 2024, bertepatan dengan
lonjakan tensi geopolitik. Berdasarkan data internal yang dihimpun oleh
Kriptokarensi.com, terjadi kenaikan volume transaksi sebesar 21%, dan penambahan
pengguna aktif sebesar 14% dibanding pekan sebelumnya.
Menurut Dita Prameswari, analis kripto di Crypto
Insight Asia, sentimen investor Indonesia masih sangat reaktif terhadap
headline global.
“Pasar Indonesia masih rentan pada overreaction. Banyak
pengguna yang panic sell saat melihat koreksi 5% dalam sehari, padahal
volatilitas ini sifatnya sesaat. Justru saat terjadi ketegangan seperti perang
Iran-Israel ini, investor kawakan melihatnya sebagai peluang beli di harga
murah,” ujar Dita.
Selain itu, exchange Indonesia cenderung mengalami
peningkatan penarikan ke wallet pribadi (self-custody), mengindikasikan
meningkatnya kewaspadaan investor terhadap sentimen global yang belum stabil.
Mekanisme Safe Haven: Bitcoin dan Emas Digital
Beberapa analis meyakini bahwa status Bitcoin kini telah
berkembang dari sekadar aset spekulatif menjadi aset semi-safe haven,
terutama di kalangan generasi muda. Korelasi negatif Bitcoin terhadap indeks
saham AS (S&P 500) meningkat sejak awal konflik Iran-Israel, seiring dengan
meningkatnya permintaan pada aset berisiko rendah.
Laporan dari QCP Capital menyebutkan bahwa dalam 48
jam setelah laporan serangan udara di Haifa, terjadi pembelian options call
Bitcoin secara masif oleh institusi di Asia Tenggara dan Korea Selatan. Ini
mengindikasikan ekspektasi bullish jika konflik terus mengeskalasi.
Namun, tidak semua kripto mendapat efek positif. Aset-aset
altcoin dengan kapitalisasi kecil justru mengalami penurunan karena investor
beralih ke kripto utama seperti BTC dan ETH.
Kekuatan Narasi di Dunia Kripto
Pasar kripto sangat dipengaruhi oleh narasi. Dalam konflik
ini, narasi utama yang berkembang adalah:
- Ketidakpastian
fiat dan inflasi → minat pada aset terbatas (scarce asset) meningkat.
- Stabilitas
politik AS sebagai faktor utama → jika AS tidak terlibat langsung,
pasar cenderung stabil.
- Ancaman
terhadap jaringan pembayaran internasional → membuat stablecoin
berbasis blockchain jadi alternatif cadangan.
Karena itu, penting untuk melihat dinamika ini tidak hanya
dari sisi harga, tetapi juga dari perubahan preferensi jangka panjang investor
dan arah regulasi negara-negara besar terhadap penggunaan aset digital dalam
sistem keuangan nasional mereka.
![]() |
Kripto |
Mengapa Investor Perlu Mewaspadai Skenario Ekstensi
Konflik
Jika konflik berkembang menjadi regional atau melibatkan
negara-negara besar seperti AS, China, atau Rusia, pasar kripto kemungkinan
besar akan mengalami dua fase: panic drop yang sangat tajam, lalu rebound
signifikan saat investor mengantisipasi paket stimulus ekonomi atau
pelonggaran moneter baru.
Di sinilah pentingnya peran edukasi dan disiplin strategi
investasi. Alih-alih melakukan panic sell, investor perlu memahami struktur
siklus pasar dan korelasi makroekonomi yang berlaku.
Bagi investor yang ingin mengikuti perkembangan dampak perang Iran Israel ke crypto
secara mendalam dan berkala, sumber informasi yang kredibel menjadi hal krusial
agar keputusan investasi tetap rasional di tengah tekanan global.