Dampak Regulasi Baru Terhadap Pasar Kripto di Indonesia
Langkah ini langsung berdampak pada perilaku trader lokal.
Platform seperti Tokocrypto dan Indodax mengalami lonjakan trafik saat aturan
diumumkan, karena pengguna buru-buru mencairkan aset yang tidak lagi termasuk
daftar legal.
Trader pemula pun merasa resah karena aturan ini dirasa tiba-tiba dan belum disosialisasikan secara menyeluruh. Beberapa bahkan melaporkan penundaan proses withdraw akibat audit internal mendadak yang dilakukan oleh exchange lokal.
![]() |
Kripto |
Reaksi Pelaku Industri
CEO Pintu, Jeth Soetoyo, dalam wawancara dengan media
mengatakan bahwa regulasi ini bisa memperkuat kepercayaan investor ritel jangka
panjang. “Kita harus memastikan bahwa adopsi kripto di Indonesia aman dan
terlindungi dari token-token spekulatif yang tidak jelas utilitasnya,” katanya.
Namun, beberapa pelaku industri lainnya mengkritisi
pendekatan Bappebti yang dirasa terlalu ketat tanpa konsultasi terbuka dengan
komunitas developer blockchain lokal.
Asosiasi Blockchain Indonesia pun mengusulkan agar regulasi disusun bersama komunitas pengembang, bukan hanya entitas bisnis. Mereka menyoroti pentingnya mempertimbangkan perkembangan DeFi dan Web3 yang makin sulit dikategorikan dalam regulasi tradisional.
![]() |
Kripto |
Dampak Terhadap Volume Transaksi
Sejak pengumuman aturan, data dari CoinGecko menunjukkan
penurunan volume transaksi harian di beberapa bursa lokal sebesar 15–20%. Hal
ini menandakan potensi "capital flight", di mana investor mulai
mencari alternatif di platform global atau terdesentralisasi seperti Uniswap
dan PancakeSwap.
Namun, ada pula peningkatan volume stablecoin seperti USDT
dan BUSD — ini mencerminkan sikap wait-and-see dari investor retail. Mereka
enggan mengambil risiko lebih jauh sambil menunggu perkembangan regulasi
selanjutnya.
Trader profesional menyarankan strategi defensif, termasuk
memarkir aset di cold wallet atau melakukan konversi ke aset digital berbasis
utilitas nyata seperti ETH atau MATIC.
Relevansi Global: Belajar dari Eropa dan Korea Selatan
Perkembangan regulasi kripto di Indonesia tidak berdiri
sendiri. Di Eropa, MiCA (Markets in Crypto-Assets) Act yang akan berlaku penuh
mulai 2026 telah menetapkan standar tinggi untuk transparansi proyek kripto.
Korea Selatan pun memperketat izin operasional bursa kripto
dengan mewajibkan audit keamanan berkala dan penyimpanan 80% dana dalam cold
wallet.
Indonesia kini berada di persimpangan antara menjaga
keamanan investor dan mendorong inovasi. Jika regulasi terlalu kaku, startup
blockchain lokal bisa lari ke negara lain yang lebih akomodatif.
Sebaliknya, jika regulasi tepat sasaran, maka adopsi kripto bisa tumbuh sehat seperti yang terjadi di Uni Emirat Arab dan Singapura.
![]() |
Kripto |
Peran Media dan Akses Informasi
Salah satu tantangan besar dalam dunia kripto Indonesia
adalah rendahnya literasi digital dan kurangnya akses terhadap informasi yang
kredibel. Banyak investor masih mengandalkan grup Telegram atau TikTok untuk
mengikuti berita kripto, yang kerap tidak tervalidasi.
Di sinilah pentingnya media seperti kripto news yang
dapat menyediakan informasi berkualitas tinggi, analisis pasar terkini, dan
edukasi regulasi secara netral.
Platform seperti itu bisa menjembatani gap antara pengguna
umum dan kebijakan resmi pemerintah. Selain itu, informasi yang akurat dapat
mencegah FOMO dan FUD berlebihan di kalangan trader pemula.
Strategi Investor Menghadapi Perubahan
Menghadapi ketidakpastian regulasi, investor perlu
menyesuaikan strategi mereka:
- Diversifikasi:
Jangan menaruh seluruh aset di satu exchange atau satu jenis token.
- Cold
Wallet: Pertimbangkan untuk menyimpan aset utama di hardware wallet
untuk keamanan ekstra.
- Pahami
Regulasi: Ikuti perkembangan peraturan dari sumber resmi dan kredibel,
bukan hanya rumor di media sosial.
- Pilih
Proyek Utility: Fokus pada aset yang memiliki utilitas nyata, seperti
ETH, LINK, atau DOT yang memiliki ekosistem kuat.
Trader juga disarankan untuk memisahkan aset jangka pendek
dan jangka panjang, sehingga keputusan trading tidak tercampur antara strategi
spekulatif dan investasi.
Potensi Jangka Panjang Kripto di Indonesia
Meskipun regulasi saat ini terlihat membatasi, potensi
jangka panjang kripto di Indonesia tetap sangat besar. Dengan populasi muda,
penetrasi internet tinggi, dan pertumbuhan e-wallet serta teknologi Web3,
adopsi kripto bisa meningkat drastis dalam 5–10 tahun ke depan.
Pemerintah hanya perlu menyeimbangkan antara kontrol dan
inovasi. Keterlibatan komunitas pengembang, investor, serta edukator digital
bisa menciptakan lanskap kripto yang lebih sehat.
Salah satu indikator positif adalah meningkatnya minat
universitas untuk membuka program blockchain dan kriptografi. Bahkan, beberapa
BUMN mulai menjajaki penerapan blockchain untuk logistik dan keuangan mikro.
Penutup: Arah Ke Depan
Regulasi bukan akhir dari adopsi kripto, melainkan bagian
dari proses menuju legitimasi dan kestabilan. Indonesia bisa belajar dari
negara-negara lain dan membangun pendekatan unik yang mengedepankan keamanan,
inovasi, dan inklusivitas digital.
Media seperti kripto news akan memainkan peran kunci dalam
mengedukasi publik dan memastikan informasi yang beredar tetap akurat dan
seimbang.
Dengan pendekatan kolaboratif, masa depan kripto Indonesia
tetap cerah.
Posting Komentar