Dampak Geopolitik: Bagaimana Perang Iran-Israel Mengubah Arah Pasar Kripto
Perang yang pecah di kawasan Timur Tengah, wilayah yang
strategis secara politik dan ekonomi, menciptakan gejolak yang berdampak luas
terhadap sentimen investor global. Dalam kondisi tidak pasti seperti ini, pasar
keuangan—termasuk kripto—mengalami lonjakan volatilitas.
![]() |
Kripto |
Investor Global Beralih ke Aset Digital?
Ketika terjadi ketegangan geopolitik seperti perang
Iran-Israel, banyak investor mencari tempat yang dianggap lebih aman atau
disebut sebagai safe haven asset. Selama ini, emas dan obligasi
pemerintah AS menjadi pilihan utama. Namun, menariknya, dalam beberapa tahun
terakhir, Bitcoin mulai memasuki daftar ini.
Hal ini tercermin dari pergerakan harga Bitcoin pasca
eskalasi konflik. Setelah serangan drone Iran ke wilayah Israel pada bulan
April 2024, Bitcoin tercatat melonjak dari US$64.000 menjadi US$66.500 hanya
dalam waktu 12 jam. Ini merupakan indikasi bahwa investor global mulai melihat
kripto sebagai salah satu pelarian dari gejolak ekonomi tradisional.
“Ketegangan geopolitik seperti perang Iran-Israel memicu
pelarian investor ke aset lindung nilai, termasuk Bitcoin,” ujar Vijay Ayyar,
VP Luno Exchange dalam wawancara bersama Bloomberg.
Meski begitu, Bitcoin tetaplah aset berisiko tinggi.
Lonjakan harga bisa diikuti oleh penurunan tajam sewaktu-waktu jika sentimen
pasar berubah.
Dominonya Dampak Ke Industri Kripto
Dampak perang Iran-Israel ke crypto tidak hanya memengaruhi
harga Bitcoin. Aktivitas transaksi, volume perdagangan, hingga ketertarikan
institusi terhadap kripto juga berubah secara signifikan.
Di platform seperti Binance dan Coinbase, volume transaksi
meningkat drastis hingga 25% setelah serangan pertama dikonfirmasi oleh media
global. Aktivitas ini menunjukkan bahwa trader aktif mencoba mengambil
keuntungan dari fluktuasi harga. Namun, di sisi lain, pelaku industri seperti
pengembang proyek blockchain atau penyedia dompet kripto menjadi lebih
hati-hati.
Regulasi juga menjadi tantangan tambahan. Di tengah
kekacauan geopolitik, negara-negara seperti AS, Inggris, dan UE berpotensi
memperketat pemantauan terhadap transaksi digital lintas negara untuk mencegah
pendanaan perang atau sanksi ekonomi yang bocor via kripto.
![]() |
Kripto |
Apa yang Akan Terjadi Jika Konflik Meluas?
Pertanyaan yang terus mengemuka adalah: bagaimana jika
Amerika Serikat, Rusia, atau bahkan Tiongkok ikut campur dalam konflik ini?
Ketegangan multilateral akan mendorong pasar ke level ketidakpastian baru.
Investor kripto akan menghadapi dua kemungkinan ekstrem:
- Lonjakan
harga akibat pelarian aset besar-besaran ke Bitcoin sebagai lindung nilai,
- Atau
anjloknya harga karena panic selling dan pemblokiran akses ke pertukaran
kripto tertentu.
Contohnya, saat Rusia menginvasi Ukraina pada 2022, volume
transaksi Bitcoin di Rusia dan Ukraina melonjak drastis. Namun, pada saat yang
sama, harga global Bitcoin justru sempat anjlok karena kekhawatiran
makroekonomi. Situasi yang sama bisa terjadi jika konflik Iran-Israel meningkat
lebih jauh dan melibatkan kekuatan besar dunia.
Respons Komunitas dan Perusahaan Kripto
Respons dari berbagai pihak di dunia kripto sangat beragam.
Beberapa pengembang seperti Chainalysis dan Elliptic mulai memperketat
pemantauan aktivitas wallet yang berpotensi digunakan untuk pendanaan militer
atau terorisme. Sementara itu, CEO Coinbase, Brian Armstrong, dalam pernyataan
di Twitter, menekankan pentingnya "netralitas teknologi blockchain"
di tengah situasi konflik.
Namun, beberapa komunitas merasa bahwa industri kripto harus
lebih tegas dalam mengambil posisi etis, terutama ketika teknologi blockchain
digunakan untuk menghindari sanksi atau membantu pendanaan kelompok bersenjata.
![]() |
Kripto |
Perang Iran Israel ke Crypto: Risiko dan Peluang
Bila Anda bertanya-tanya apakah perang Iran Israel ke crypto
memberikan peluang atau justru menimbulkan risiko besar, jawabannya tergantung
pada profil risiko Anda sebagai investor.
Bagi trader aktif, situasi seperti ini merupakan “ladang
volatilitas” yang bisa menghasilkan profit tinggi dalam waktu singkat. Namun,
bagi investor jangka panjang, kondisi seperti ini menuntut ketahanan mental dan
strategi investasi yang lebih matang.
Peluang tetap ada, terutama untuk aset seperti Ethereum yang
mulai menunjukkan kekuatan teknologinya dalam mendukung sistem keuangan yang
tidak bergantung pada negara atau bank sentral. Namun, risiko gejolak jangka
pendek tetap besar.