Bitcoin, Ethereum, dan Solana Bergejolak: Dampak Langsung Crypto Week dan Sinyal Regulator AS
Gensler kembali menegaskan bahwa sebagian besar token kripto
bisa diklasifikasikan sebagai sekuritas, termasuk Ethereum (ETH). Hal ini
memicu kekhawatiran pasar akan regulasi yang lebih ketat, terutama setelah
adanya sinyal bahwa SEC akan mempercepat investigasi terhadap platform DeFi
besar.
Sementara itu, RUU “Financial Innovation and Technology for
the 21st Century Act” (FIT21) yang lolos DPR AS bulan lalu juga jadi bahan
pembicaraan utama. Jika lolos Senat, ini bisa menjadi landasan hukum pertama
yang mendefinisikan kerangka kerja kripto secara nasional di AS.
![]() |
Kripto |
Pergerakan Harga: Bitcoin Tahan Tekanan, Altcoin Goyah
Efek dari pernyataan regulator langsung terasa di pasar.
Pada 4 Juli 2025, Bitcoin (BTC) sempat turun dari $63.500 ke $61.000 dalam 6
jam, sebelum rebound ringan di $62.200. Ethereum anjlok lebih dalam, dari
$3.470 ke $3.200, sedangkan Solana mencatat koreksi harian hingga 7%.
Menurut data dari CoinGlass, open interest di pasar
derivatif kripto turun hampir $800 juta dalam 24 jam terakhir, menandakan
banyak trader memilih keluar dari posisi long. Ini menunjukkan adanya ketakutan
jangka pendek terhadap potensi tekanan regulasi lebih lanjut.
“Pasar sedang dalam fase wait-and-see. Banyak investor
institusi menahan diri untuk masuk lebih dalam sebelum kejelasan hukum muncul,”
ujar Julian Hosp, CEO Cake Group, dalam sesi panel Crypto Week.
![]() |
Kripto |
Narasi Baru: ‘Ethereum Sekuritas?’ dan Proyek Layer-2
Bereaksi
Salah satu isu kontroversial muncul saat Gensler menyatakan
bahwa tidak menutup kemungkinan bahwa Ethereum bisa diklasifikasikan sebagai
sekuritas. Meski pernyataan ini bukan yang pertama, namun kali ini diucapkan di
forum formal dan ditanggapi langsung oleh perwakilan dari Ethereum Foundation
yang hadir.
Beberapa proyek Layer-2 seperti Arbitrum dan Optimism
bereaksi cepat. Dalam pernyataan resmi, Arbitrum menyebutkan bahwa mereka akan
segera meninjau aspek kepatuhan protokolnya untuk menghindari potensi tuntutan
hukum di masa depan. Hal serupa dilakukan oleh Polygon Labs yang mengumumkan
audit kebijakan dan kerjasama dengan firma hukum global.
“Kalau Ethereum diklasifikasikan sekuritas, dampaknya bisa
sistemik. Hampir semua Layer-2 dan DeFi utama berbasis Ethereum. Ini akan jadi
momen penting dalam sejarah industri,” kata Andre Cronje, salah satu pelopor
DeFi dari Fantom Network.
![]() |
Kripto |
Proyek Baru & Adopsi Global Jadi Penyeimbang Tekanan
Meski berita regulasi mendominasi, beberapa proyek tetap
menunjukkan perkembangan positif. Bitget Wallet meluncurkan kartu debit
kripto tanpa biaya untuk transaksi selama ETHCC, yang disebut-sebut akan
menjadi pengubah permainan dalam adopsi kripto di Eropa.
Di Asia, bank digital asal Korea Selatan, K-Bank,
mengumumkan integrasi stablecoin USDT di platformnya untuk remitansi lintas
negara. Sementara itu, di Indonesia, OJK dan Bappebti membuka sinyal akan
mengatur ulang klasifikasi aset kripto sebagai komoditas “dengan potensi masuk
ke sistem keuangan nasional” dalam 2 tahun ke depan.
Bahkan, situs berita seperti kripto news pun mulai
menjadi referensi utama para investor ritel di Asia Tenggara karena menyajikan
analisis cepat dan pandangan lokal terhadap pasar kripto.
Adopsi Institusional Masih Kuat, ETF Tetap Relevan
BlackRock dan Fidelity, dua manajer aset terbesar dunia,
menyatakan bahwa mereka masih optimistis pada jangka panjang aset digital.
Dalam wawancara di CNBC Crypto Summit yang berlangsung bersamaan dengan Crypto
Week, CIO BlackRock menegaskan bahwa ETF Bitcoin mereka mengalami aliran dana
masuk terbesar bulan ini—terutama dari sektor pensiun.
“Yang terjadi saat ini adalah penyesuaian jangka pendek. Di
balik layar, banyak lembaga keuangan sedang membangun infrastruktur kripto
untuk lima tahun ke depan,” ujar Linda Zhang, Analis Senior di Franklin
Templeton.
Analis JPMorgan juga menyebutkan bahwa 60% dari klien
institusional mereka masih melihat kripto sebagai “aset lindung inflasi jangka
panjang”.
Teknologi Baru Jadi Fokus: ZK Rollups dan Modular
Blockchain
Sesi panel Crypto Week juga menyorot teknologi ZK-rollups
dan modular blockchain yang dinilai akan menjadi tulang punggung generasi
blockchain berikutnya. Polygon, zkSync, dan Celestia menyampaikan peta jalan
mereka hingga 2026.
Menurut laporan Messari, penggunaan ZK-Rollup meningkat 130%
YoY, khususnya untuk proyek gaming dan NFT. Hal ini mengindikasikan bahwa
inovasi tetap berjalan, terlepas dari ketidakpastian regulasi.
Di Indonesia, proyek lokal seperti Vexanium dan DFX Finance
juga menyatakan ketertarikan untuk mengembangkan solusi ZK dalam ekosistem
mereka.
Kesimpulan Pasar: Wait and See tapi Optimistis
Dengan latar belakang regulasi yang semakin ketat, investor
dan pelaku industri sedang memasuki fase “akumulasi informasi”. Harga jangka
pendek memang mengalami koreksi, namun tren jangka panjang tampaknya tetap
menjanjikan.
Crypto Week tahun ini memperlihatkan bahwa pemain besar
tidak menyerah — justru mereka memperkuat infrastruktur dan fokus pada
kepatuhan. Proyek-proyek baru terus muncul, dan negara-negara Asia Tenggara,
termasuk Indonesia, mulai memainkan peran penting dalam adopsi global.
Untuk kamu yang ingin update terus tentang kabar terbaru,
analisis, dan tren dari dunia kripto, kripto news bisa menjadi referensi terpercaya yang terus
mengikuti perkembangan pasar secara real-time dan kontekstual.