Kripto: Antara Investasi dan Ilusi
![]() |
cryptocurrency Kripto |
1. Apa Itu Judi dan Investasi?
Secara sederhana, judi adalah aktivitas
mempertaruhkan sesuatu dengan harapan memperoleh imbal hasil berdasarkan peluang
semata, bukan analisis. Sebaliknya, investasi melibatkan penilaian,
riset, dan strategi dengan risiko yang diperhitungkan.
Contoh paling gamblang: di meja roulette, Anda bertaruh pada warna merah tanpa bisa memprediksi hasil. Di pasar kripto, jika Anda membeli token hanya karena sedang tren di TikTok tanpa riset mendalam, bukankah itu tindakan serupa?
![]() |
cryptocurrency Kripto |
2. Apakah Kripto Mengandung Unsur Judi?
Jawabannya: bisa ya, bisa tidak—tergantung bagaimana Anda
menggunakannya.
⚠️ Tanda-Tanda Kripto Digunakan
Layaknya Judi:
- Overtrading:
Anda beli-jual kripto dalam hitungan menit demi mengejar cuan cepat.
- FOMO
(Fear of Missing Out): Ikut beli karena “teman untung banyak”.
- Pump-and-Dump:
Masuk saat hype, rugi saat harga turun drastis.
Kripto memang sangat volatil, artinya nilainya bisa
naik turun drastis dalam waktu singkat. Jika Anda ikut dalam euforia pasar
tanpa strategi, maka Anda bukan sedang berinvestasi—Anda sedang berjudi.
Namun, jika Anda memahami proyeknya, mengevaluasi
whitepaper, tim pengembang, utilitas token, dan manajemen risikonya, maka Anda
berada di ranah investasi.
3. Perspektif Hukum dan Regulasi
Di Indonesia, diskursus mengenai apakah kripto halal atau
haram juga berkaitan dengan pertanyaan apakah kripto judi. Dalam fatwa MUI 2017,
disebutkan bahwa kripto bisa tergolong gharar (ketidakpastian) dan maisir
(judi) jika digunakan tanpa dasar transaksi yang jelas.
Namun, Bappebti (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka
Komoditi) telah secara resmi melegalkan kripto sebagai komoditas yang
boleh diperdagangkan, bukan alat pembayaran. Artinya, dari sisi regulasi,
kripto telah diakui dan diatur di Indonesia.
“Legal tapi bukan berarti bebas risiko. Perlu literasi
tinggi,” — kutipan pakar dari Kominfo dalam seminar tahun 2024.
Dengan kata lain, jika kripto digunakan dengan pemahaman dan aturan yang benar, maka secara hukum dan etika, ia bukanlah bentuk perjudian.
![]() |
cryptocurrency Kripto |
4. Studi Kasus & Analogi Praktis
Mari ambil dua skenario nyata:
- Skenario
A: Rizky melihat temannya untung besar dari kripto. Ia langsung
menginvestasikan seluruh gajinya ke token baru yang sedang ramai. Dalam
seminggu, harga token itu anjlok 80%.
- Skenario
B: Dita membaca laporan keuangan, menganalisis tren DeFi, lalu
menyisihkan 10% dari pendapatan bulanannya untuk Ethereum dan menyimpannya
dalam cold wallet.
Rizky berjudi. Dita berinvestasi.
Hal serupa dapat ditemukan di dunia saham atau bahkan
properti. Aset apa pun bisa menjadi “alat berjudi” jika digunakan tanpa
logika dan pengendalian diri.
5. Cara Menghindari Perilaku Seperti Judi
Untuk menghindari menjadikan kripto sebagai alat judi,
berikut beberapa langkah penting:
✅ Edukasi adalah Kunci
Pahami dasar teknologi blockchain, jenis aset kripto (coin
vs token), dan fungsinya di dunia nyata. Ikuti kursus, baca whitepaper, dan
ikuti kanal edukatif seperti Kriptokarensi.com.
✅ Terapkan Manajemen Risiko
Gunakan metode seperti:
- Hanya
investasikan uang “dingin”
- Diversifikasi
portofolio
- Tetapkan
batas kerugian
✅ Jangan Terpancing Euforia
Kripto bukan jalan pintas menjadi kaya. Jika Anda berharap
imbal hasil cepat dan besar dengan sedikit usaha, Anda sedang mencari meja judi
digital.
🔚 Kesimpulan
Kripto bukanlah judi—namun bisa menjadi judi jika
digunakan tanpa pemahaman, rencana, dan kendali. Sama seperti pisau bisa
digunakan untuk memasak atau menyakiti, kripto adalah alat yang netral. Yang
membedakan hanyalah siapa dan bagaimana cara menggunakannya.
Pertanyaan apakah kripto judi adalah cermin atas pentingnya edukasi
keuangan di era digital. Mari jadi pengguna yang cerdas, bukan penumpang hype.